oleh

Industrialisasi Morosi Ancaman Pembunuhan Massal warga Konut

Konut_Sultra,indeks.co.id–Surga VDNI dan OSS, neraka bagi warga dan daerah Konawe Utara (Konut) Provinsi Sulawesi Tenggara. Sebagai Masyarakat Konut tidak hanya di darat kami di perhadapkan dengan dampak negatif dari kegiatan industri pemurnian Nikel yang berdiri megah di kabupaten Konawe itu, tetapi juga di perairan wilayah laut Konut lambat laun mengancam kesehatan, keselamatan nelayan, mengancam kelestarian biota laut, dan mencemari biota laut.

“Ada banyak kandungan yang Berbahaya terkandung zat dalam batu bara. Batu bara selain zat karbon juga mengandung besi sulfida atau pirit pada permukaan nya. Zat yang satu ini jika berinteraksi dengan air laut, bisa menghasilkan asam sulfat dengan kadar tinggi. Asam sulfat membunuh ikan dan biota laut lainnya. Biota laut cenderung sensitif terhadap perubahan PH yang cepat.” ucap Ashari direktur Explor.

Antara Industri dan Diskriminasi, itulah kami sebagai masyarakat Konut yang menelan pil pahitnya. Betapa tidak, secara letak geografis administrasinya di kabupaten Konawe sementara berdampak negatif bagi daerah kabupaten Konawe Utara, ibarat kiamat sudah dekat surganya di Konawe dan neraka nya untuk masyarakat Konut.

Kekhawatiran itu terkuak dengan pencemaran polusi udara yang menghantui masyarakat kecamatan Motui. Hanya bisa pasrah menghirup udara hitam pekat buatan manusia yang bersumber dari kegiatan produksi pada industri smelter PT. OSS.

Kecamatan Motui kabupaten Konawe Utara merupakan daerah perbatasan yang terletak nol kilometer antara batas administratif kabupaten Konawe, hanya berjarak sejengkal antara kegiatan sosial masyarakat Motui dengan pusat kegiatan industri.

Darat, Laut, dan Udara wilayah administratif kabupaten Konawe Utara bak sampah dari kegiatan industrialisasi Morosi. Mulai dari pengrusakan jalan nasional di alih fungsi menjadi kepentingan jalan Hauling, Abrasi pantai akibat dari kegiatan mobilisasi bongkar muat dari kapal cargo ke darat, sampai mencemari udara pekat hitam bagai maut yang akan membunuh kehidupan masyarakat Motui secara perlahan.

BACA JUGA  Operasi Yustisi Penagakan Disiplin Prokes, Gugus Tugas Covid 19 Jember Tindak 78 Pelanggar

Pemerintah pusat, pemprov dan masing-masing pemerintah daerah Konawe dan Konut masalah ini sangat urgen, malapetaka bagi kehidupan masyarakat jika tidak di tanggapi dengan serius. Masyarakat kecamatan Motui juga adalah Warga Negara Indonesia ( WNI ), bagian konstituen, masyarakat sadar hukum serta juga berkontribusi besar terhadap pajak dan berperan serta terhadap pembangunan di negeri ini. Harusnya mendapat perhatian dan keadilan yang sama seperti masyarakat Indonesia lainnya pada umumnya.

Direktur eXplor Anoa Oheo, Ashari mengajak seluruh masyarakat Konawe Utara untuk bersatu dan mengutuk keras atas yang terjadi akibat dampak buruk dari industrialisasi Morosi. Ini persoalan kemanusiaan yang menjadi tanggung jawab kita bersama. Sepertinya pemerintah hanya bengong tak berdaya melihat kenyataan dan mendengar rintihan rakyat nya dari keserakahan Investasi asing itu.(Redaksi/Andi Jumawi)

Disclaimer : Dilarang mencopy sebagian atau keseluruhan isi berita www.indeks.co.id tanpa seizin Sumber redaksi.Kecuali memiliki Izin dan Kerjasama yang tertulis. Segala pelanggaran Mencopy/Jiplak Berita,Tulisan,Gambar,Video dalam Media www.indeks.co.id bisa dituntut UU Nomor 40/1999 Tentang Pers pada Pasal 2 Kode Etik Jurnalistik menyebutkan: “Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik”.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *