oleh

Minimnya Serapan Tenaga Kerja Lokal Potensial Putera-Puteri Daerah Pertambangan Nickel Sultra

Isu diskriminatif tenaga kerja lokal bukan lagi hal tabuh bagi industri pertambangan nickel baik industrialisasi maupun pada produksi pertambangan,semua disebabkan dengan alasan keterbatasan SDM pada lokal sehingga pihak Perusahaan banyak yang tidak hanya mencari tenaga kerja diluar Sulawesi, pertambangan adalah Isu nasional dan kewenangan nasional dan tentunya juga semua warga NKRI memiliki hak yang sama.

Namun tentunya setiap perusahaan bertanggung jawab menciptakan sumberdaya manusia yang handal dan berkompeten untuk berkompetisi pada posisi strategis pertambangan,jika di telaah setiap perusahaan bertanggung jawab dalam masyarakat lingkar tambang dan masyarakat sekitar sebagai wujud realisasi Corporate Society Responsibillity (CSR) dalam hal ini juga termasuk mencerdaskan anak bangsa diwilayah pertambangan dan mencetak sumberdaya manusia yang mumpuni dalam mengawal proses pertambangan yang baik dan mengedepankan Lingkungan yang terjaga.

Sampai saat ini seluruh perusahaan pertambangan Nikel di Sulawesi Tenggara hanya hadir makan lalu buang air dan pergi,meninggalkan ancaman malapetaka dimasa depan dan dimasa kini disaat musim penghujan tiba.Serapan tenaga kerja lokal hanya berpacu pada tenaga kerja kasar/atau buruh,tidak banyak dalam perusahaan posisi strategis diisi oleh anak daerah dengan dalih SDM yang tidak mumpuni.

SDM Sulawesi tenggara sudah kian membaik dan akan semakin membaik seiring besarnya perhatian para pemegang perusahaan dan pemegang kendali pemerintahan,realisasi CSR selama ini hanya direalisasikan pada sektor pembangunan fisik namun melupakan pembekalan sumberdaya manusia.

Saya ANDI MUHAMMAD RAMADHAN SH MH CLA CIL mengajak seluruh pihak terkait baik pemerintah Sulawesi tenggara, pemerintah daerah dan seluruh NGO,PERS dan pihak-pihak terkait untuk segera bangun dari tidur lelapnya untuk duduk bersama kita sejajarkan pola pikir dengan kemandirian daerah. Agar seiring kerusakan lingkungan ada imbal balik dan jaminan perbaikan dimasa depan untuk jaminan hidup anak cucu kita tidak memikul buah dari kebodohan kita semua dan kebungkaman kita serta pembungkaman oleh sekolompok elit yang memiliki keuntungan didalamnya.

BACA JUGA  Warga Desa Negara Beringin Unras di Depan Kajari Deli Serdang

Gubernur Sulawesi tenggara mohon untuk bangun dari tidur lelapnya dan terlenanya dirimu dan terkesan mendiamkan tanpa ada progres dan program kerakyatan yang baik agar tertata kesejahteraan masyarakat yang adil dan makmur seiring habisnya SDA Sulawesi tenggara namun tidak menciptakan sumber daya manusia yang handal dan berdaya saing.

Gubernur Sulawesi tenggara terlalu banyak berteori dan retorika tanpa ada realisasi dalam menyangkut pertambangan,hal ini tentunya menjadi pertanyaan besar untuk kita semua apa yang telah terjadi dengan pemimpin daerah kita hari ini.

Banyak serapan tenaga kerja potensial pada sektor pertambangan namun hanya dibuka pada link yang tidak terbuka dan transparan hanya dishare dan diumumkan disekitaran pulau Jawa. Kita tidak sakit hati dan iri dengan semua itu namun harus lebih berkeadilan dan tidak terkesan perbudakan korporasi,tenaga kerja kasar yang resiko kecelakaan yang besar diberikan kepada anak daerah sebagai pemilik daerahnya lalu staf kantor yang duduk dikantor ber- AC diambil dari ibukota Jakarta.

Dimana orang-orang tersebut hanya akan mengejar potensi keuntungan perusahaan tanpa peduli pada lingkungan. Jika SDM menjadikan alasan sebagai landasan lalu kemana realisasi CSR yang dimana pertambangan sudah berusia lebih dari 10 tahun terakhir yang harusnya mencetak banyak SDM yang handal.

Sadar dan bangunlah semua saudaraku,kita berdiri melawan hari ini dengan kaidah-kaidah konstitusi bernegara atau diam tunduk dan ikut menindas masa depan alam anak cucu kita nanti.

Habisnya sumberdaya alam harus seiring dengan dibentuknya sumberdaya manusia yang berdaya saing dan memiliki nilai tawar masyarakat lokal yang tidak perlu diragukan terus menerus, Sulawesi tenggara sudah memiliki SDM yang baik maka perusahaan wajib memberikan kesempatan kepada anak-anak daerah untuk ikut andil dalam tata kelolah bukan hanya dijadikan budak untuk menggali dan menghancurkan alamnya sendiri untuk kepentingan kalian para pengusaha pertambangan.

BACA JUGA  Pengungsi Semeru Gunakan Bahasa Madura, Wapres Tunjuk Sekjen Kementerian PUPR Jadi Penerjemah

Pemerintah provinsi Sulawesi tenggara harus tampil untuk mengejar ketertinggalan itu bukan banyak tidur dan mimpi indah serta meraup keuntungan karena akibat diamnya kalian dalam melihat penjajahan corporasi hari ini pada masyarakat lingkar tambang.
Masyarakat lingkar tambang juga memiliki hak sama dengan anda dan mereka juga hidup dan membayar pajak untuk membayar gaji kalian semua. Kalian semua bisa mengumpulkan harta dan membangun diluar Sulawesi dan lolos dari malapetaka pertambangan namun jangan berharap lolos dari Api neraka diakhirat.

ANDI MUHAMMAD RAMADHAN SH MH CLA CIL

Disclaimer : Dilarang mencopy sebagian atau keseluruhan isi berita www.indeks.co.id tanpa seizin Sumber redaksi.Kecuali memiliki Izin dan Kerjasama yang tertulis. Segala pelanggaran Mencopy/Jiplak Berita,Tulisan,Gambar,Video dalam Media www.indeks.co.id bisa dituntut UU Nomor 40/1999 Tentang Pers pada Pasal 2 Kode Etik Jurnalistik menyebutkan: “Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik”.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *