JAKARTAKEMENTERIANNasionalREDAKSI

Kreasikan Mix Safe®, dr. Rinawati Bantu Turunkan Angka Kematian Bayi Akibat Asfiksia

2012
×

Kreasikan Mix Safe®, dr. Rinawati Bantu Turunkan Angka Kematian Bayi Akibat Asfiksia

Sebarkan artikel ini
Listen to this article

JAKARTA – INDEKS.CO.ID — Tingginya angka kematian bayi (AKB) di Indonesia menduduki peringkat keenam tertinggi di Asia Tenggara. Salah satu penyebab tingginya kematian bayi baru lahir adalah mengalami asfiksia atau ketidakmampuan untuk bernapas dengan baik.

Hal ini menjadi perhatian khusus dari Prof. Dr. dr. Rinawati Rohsiswatmo, Sp.A(K). Memiliki panggilan menolong untuk bayi-bayi kecil, mendorong Kepala Instalasi Pelayanan Terpadu Kesehatan Ibu dan Anak Kiara RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo ini untuk menciptakan alat bantu napas atau resisutasi _portable_.

“Dimulai sejak 2015, saya dan tim yang terdiri dari tenaga ahli serta penyandang dana yang tergabung dalam PT Fyrom International melakukan uji coba dan pelatihan untuk menciptakan Mix Safe®, sebuah alat resisutasi _portable_ yang mudah digunakan dan mudah dibawa untuk menyelamatkan bayi yang membutuhkan bantuan pernapasan,” jelas Rinawati yang juga merupakan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.

Rinawati menjelaskan bahwa sebelum adanya Mix Safe®, alat resisutasi yang tersedia hanyalah buatan luar negeri dan membutuhkan campuran gas medis dan oksigen. Dikarenakan mahal, keberadaannya pun sangat terbatas. Selain itu, penggunaan alat resisutasi tersebut juga dapat menyebabkan kebutaan pada bayi apabila menggunakan oksigen murni 100 persen.

Mix Safe® berukuran relatif kecil sehingga mudah untuk dibawa pada saat bayi memerlukan rujukan dan dapat bertahan selama 6 jam dengan menggunakan baterai. Selain itu, Mix Safe® juga berfungsi sebagai kompresor, sehingga ketika dicampur dengan oksigen murni, dapat dengan mudah mengukur kadar oksigen hanya sampai batas 21-30 persen, sesuai dengan kebutuhan.

Dokter anak kelahiran Sukabumi ini mengatakan bahwa Mix Safe® menggunakan bahan baku yang sebesar 80 persennya merupakan bahan baku dalam negeri, sehingga harganya pun jauh lebih terjangkau. Di tahun 2018, Mix Safe® telah mendapat hak paten dari Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual serta telah mendapatkan sertifikasi ISO 13485 yang merupakan standar manajemen mutu internasional untuk industri perangkat medis.

“Mix Safe® telah diakui oleh Kementerian Kesehatan dan saat setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus memiliki alat resisutasi _portable_ ini, bahkan fasilitas kesehatan tingkat primer sekalipun,” lanjut Rinawati.

BACA JUGA  Kasad Bangga Sertu Ghalatry Sonny Rebut Sabuk Emas Kejuaraan Tinju Internasional

Sejak 2018, Rinawati juga telah berkeliling ke hampir seluruh provinsi di Indonesia. Tidak lain adalah untuk mengajarkan penggunaan Mix Safe® kepada tenaga kesehatan, agar bayi baru lahir yang mengalami asfiksia dapat dengan cepat tertolong sehingga mampu menurunkan AKB di Indonesia.

Meski buatan lokal, Mix Safe® pun telah dipamerkan di tingkat dunia. Rinawati menyampaikan bahwa Mix Safe® sedang mengejar untuk mendapatkan Certificate of Europe (CE) agar dapat menembus pasar dunia. Bahkan, Timor Leste dan beberapa negara di Afrika pun telah tertarik untuk membeli Mix Safe®.

Kegigihan Rinawati yang juga tergabung Tim Konsultan Naskah Akademik Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu – Angka Kematian Bayi (AKI-AKB) juga mendapat dukungan dari segenap rekan seprofesinya sesama dokter. Tak terkecuali oleh Direktur Utama RSCM dr. Lies Dina Astuti, SP.JP(K), MARS yang menganggap Rinawati sebagai sosok yang luar biasa.

Lies mengungkapkan Rinawati sebagai sosok yang inspiratif yang penuh inisiatif dan juga kreatif. Rinawati dianggap sebagai pribadi yang mampu menerjemahkan kesulitan dan mampu memberikan solusi yang tepat. Rinawati sebagai seorang aparatur sipil negara (ASN) benar-benar sebagai sosok yang bangga mengabdi pada bangsa.

“Dampak yang diberikan oleh Mix Safe® buatan Prof. Rinawati ini sangat luar biasa. Mampu membuat alat bantu napas produksi Indonesia dan sangat menolong bayi-bayi kecil kita di seluruh pelosok Indonesia,” jelas Lies.

Kegigihan Rinawati dalam menolong bayi yang mengalami asfiksia dengan Mix Safe® pun turut membantu program prioritas pemerintah untuk menurunkan AKB di Indonesia. Selain itu, Mix Safe® juga telah membantu menurunkan risiko kebutaan pada bayi akibat penggunakan oksigen murni. Dengan demikian, Rinawati memiliki andil besar dalam peningkatan generasi unggul Indonesia yang terselamatkan sejak dini.

Atas kontribusi tersebut, maka pada tahun 2021 lalu, Rinawati berhasil membawa pulang Piala Adhigana. Rinawati pun dinobatkan sebagai salah satu dari Top 3 Anugerah ASN kategori ASN Inspiratif berkat menciptakan Mix Safe® yang berhasil menyelamatkan generasi Indonesia dari asfiksia. *_(ald/HUMAS MENPANRB)_*

Kreasikan Mix Safe®, dr. Rinawati Bantu Turunkan Angka Kematian Bayi Akibat Asfiksia

BACA JUGA  Jalin kekompakan Antar Lembaga Pendidikan, Pusdikpal Puspalad Olahraga Bersama Dengan Pusdiklatpassus Kopassus

JAKARTA – INDEKS.CO.ID — Tingginya angka kematian bayi (AKB) di Indonesia menduduki peringkat keenam tertinggi di Asia Tenggara. Salah satu penyebab tingginya kematian bayi baru lahir adalah mengalami asfiksia atau ketidakmampuan untuk bernapas dengan baik.

Hal ini menjadi perhatian khusus dari Prof. Dr. dr. Rinawati Rohsiswatmo, Sp.A(K). Memiliki panggilan menolong untuk bayi-bayi kecil, mendorong Kepala Instalasi Pelayanan Terpadu Kesehatan Ibu dan Anak Kiara RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo ini untuk menciptakan alat bantu napas atau resisutasi _portable_.

“Dimulai sejak 2015, saya dan tim yang terdiri dari tenaga ahli serta penyandang dana yang tergabung dalam PT Fyrom International melakukan uji coba dan pelatihan untuk menciptakan Mix Safe®, sebuah alat resisutasi _portable_ yang mudah digunakan dan mudah dibawa untuk menyelamatkan bayi yang membutuhkan bantuan pernapasan,” jelas Rinawati yang juga merupakan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.

Rinawati menjelaskan bahwa sebelum adanya Mix Safe®, alat resisutasi yang tersedia hanyalah buatan luar negeri dan membutuhkan campuran gas medis dan oksigen. Dikarenakan mahal, keberadaannya pun sangat terbatas. Selain itu, penggunaan alat resisutasi tersebut juga dapat menyebabkan kebutaan pada bayi apabila menggunakan oksigen murni 100 persen.

Mix Safe® berukuran relatif kecil sehingga mudah untuk dibawa pada saat bayi memerlukan rujukan dan dapat bertahan selama 6 jam dengan menggunakan baterai. Selain itu, Mix Safe® juga berfungsi sebagai kompresor, sehingga ketika dicampur dengan oksigen murni, dapat dengan mudah mengukur kadar oksigen hanya sampai batas 21-30 persen, sesuai dengan kebutuhan.

Dokter anak kelahiran Sukabumi ini mengatakan bahwa Mix Safe® menggunakan bahan baku yang sebesar 80 persennya merupakan bahan baku dalam negeri, sehingga harganya pun jauh lebih terjangkau. Di tahun 2018, Mix Safe® telah mendapat hak paten dari Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual serta telah mendapatkan sertifikasi ISO 13485 yang merupakan standar manajemen mutu internasional untuk industri perangkat medis.

“Mix Safe® telah diakui oleh Kementerian Kesehatan dan saat setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus memiliki alat resisutasi _portable_ ini, bahkan fasilitas kesehatan tingkat primer sekalipun,” lanjut Rinawati.

BACA JUGA  Mengabdi di Kampung Istri, Danbrigif 9/Daraka Yudha/2 Kostrad Letkol Inf Dr La Ode Muhammad Nurdin Tiga Kali Tugas di Jember

Sejak 2018, Rinawati juga telah berkeliling ke hampir seluruh provinsi di Indonesia. Tidak lain adalah untuk mengajarkan penggunaan Mix Safe® kepada tenaga kesehatan, agar bayi baru lahir yang mengalami asfiksia dapat dengan cepat tertolong sehingga mampu menurunkan AKB di Indonesia.

Meski buatan lokal, Mix Safe® pun telah dipamerkan di tingkat dunia. Rinawati menyampaikan bahwa Mix Safe® sedang mengejar untuk mendapatkan Certificate of Europe (CE) agar dapat menembus pasar dunia. Bahkan, Timor Leste dan beberapa negara di Afrika pun telah tertarik untuk membeli Mix Safe®.

Kegigihan Rinawati yang juga tergabung Tim Konsultan Naskah Akademik Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu – Angka Kematian Bayi (AKI-AKB) juga mendapat dukungan dari segenap rekan seprofesinya sesama dokter. Tak terkecuali oleh Direktur Utama RSCM dr. Lies Dina Astuti, SP.JP(K), MARS yang menganggap Rinawati sebagai sosok yang luar biasa.

Lies mengungkapkan Rinawati sebagai sosok yang inspiratif yang penuh inisiatif dan juga kreatif. Rinawati dianggap sebagai pribadi yang mampu menerjemahkan kesulitan dan mampu memberikan solusi yang tepat. Rinawati sebagai seorang aparatur sipil negara (ASN) benar-benar sebagai sosok yang bangga mengabdi pada bangsa.

“Dampak yang diberikan oleh Mix Safe® buatan Prof. Rinawati ini sangat luar biasa. Mampu membuat alat bantu napas produksi Indonesia dan sangat menolong bayi-bayi kecil kita di seluruh pelosok Indonesia,” jelas Lies.

Kegigihan Rinawati dalam menolong bayi yang mengalami asfiksia dengan Mix Safe® pun turut membantu program prioritas pemerintah untuk menurunkan AKB di Indonesia. Selain itu, Mix Safe® juga telah membantu menurunkan risiko kebutaan pada bayi akibat penggunakan oksigen murni. Dengan demikian, Rinawati memiliki andil besar dalam peningkatan generasi unggul Indonesia yang terselamatkan sejak dini.

Atas kontribusi tersebut, maka pada tahun 2021 lalu, Rinawati berhasil membawa pulang Piala Adhigana. Rinawati pun dinobatkan sebagai salah satu dari Top 3 Anugerah ASN kategori ASN Inspiratif berkat menciptakan Mix Safe® yang berhasil menyelamatkan generasi Indonesia dari asfiksia. *_(ald/HUMAS MENPANRB)_*
Redaksi/Publizher : Andi Jumawi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

DILARANG MENCOPY/PLAGIAT DAPAT DI PIDANA

error: Content is protected !!