indeks.co.id-BONE (SULSEL),Sejarah awal terbentuknya kerajaan Bone tidak terlepas dari cerita tetang Tokoh To’ Manurung. Dalam sumber naskah (lontarak) dikenal sebagai ManurungngE Ri Matajang yang bergelar Mata Silompo’E, yang memerintah Bone pada tahun 1330 – 1365.
Mata Sompo’E dikukuhkan menjadi Raja pertama berkat kedatangannya yang mampu menyelesaikan konflik yang terjadi di Tanah Bone.
Tempat yang diyakini awal munculnya To’ Manurung di Kabupaten Bone masih dapat disaksikan yang terdapat di bagian Timur kota Watampone tepatnya berada di sekitar Jalan Manurungnge yang juga menjadi tempat perjanjian.
Awalnya, luas daerah kekuasaan kerajaan Bone hanya sekitar ±2 km², sehingga nama kerajaan dan ibukota kerajaan memiliki nama yang sama, yaitu Bone.
Setelah Raja-Raja Bone melakukan berbagai macam usaha, maka daerah kekuasaan kerajaan Bone ini makin meluas, baik dari segi pemerintahan, perluasan wilayah dan perdagangan.
Kemudian terbentuk pula perbentengan yang mengelilingi kota Bone. Sejak saat itu muncul nama tempat untuk teritori kota, yaitu Lalengbata. Nama Lalengbata ini mulai dikenal sampai luar kerajaan Bone dan resmi digunakan menyebut ibukota kerajaan Bone.
Namun seiring perkembangan zaman, nama Benteng Lalengbata hampir hanya menjadi seremonial bagi generasi saat ini, sehingga pemerhati Budaya bersama Dinas Kebudayaan dan Balai Arekeologi (Balar) Makassar menggelar rekonstruksi Benteng Lalengbata di Bola Soba Kabupaten Bone, Rabu (26/06/2019).
Menurut salah seorang narasumber pada kegiatan merekonstruksi Benteng Lalengbata, Bakhtiar Parenrengi, bahwa acara tersebut digelar untuk mendapatkan data yang akurat tentang keberadaan Benteng Lalengbata melalui Focus Group Discussion (FGD).
Acara tersebut dihadiri oleh Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Bone, Andi Promal Pawi, Kepala Balai Arkeologi Makassar, Irfan Mahmud dan Bahtiar Parenrengi sebagai narasumber.
Acara itu pun berlangsung alot, karena semua peserta diminta untuk mengungkapkan pengetahuannya tentang keberadaan benteng tersebut. Mungkin banyak penanda sejarah yang dimana bisa menjadi data autentik dalam merumuskan tentang keberadaan Bone masa lalu.
“Kita sangat berterima kasih atas program yang dilaksanakan oleh Balar Makassar. Ini saya kira sejalan dengan harapan Bupati Bone, Andi Fahsar M Padjalangi, tentang Bone sebagai Pusat Budaya Bugis,” ujar Andi Promal Pawi.
Harapan tersebut juga disambut baik oleh Kepala Balar Makassar, Irfan Mahmud. Bahkan Irfan berjanji akan terus melakukan penelitian dan pengkajian terhadap keberadaan benteng dan hegemoni kerajaan Bone.
Laporan : Enal Rasul
Publizher/Redaksi : Andi Jumawi
Beranda
DAERAH
Berkat Kerjasama Dinas Kebudayaan Bone dan Balar Makassar, Bahas Benteng Lalengbata Lewat FGD
Berkat Kerjasama Dinas Kebudayaan Bone dan Balar Makassar, Bahas Benteng Lalengbata Lewat FGD
indeks2 min baca