BUDAYAJAWA TIMURKEDIRINasional

Budaya Jamasan Pusaka – Meneruskan Kearifan Lokal Leluhur Agung Nuswantoro

67
×

Budaya Jamasan Pusaka – Meneruskan Kearifan Lokal Leluhur Agung Nuswantoro

Sebarkan artikel ini
Listen to this article

INDEKS.CO.ID, KEDIRI,  Rabu 3 Juli 2024 — Setiap bangsa memiliki keanekaragaman kebudayaan yang menjadi identitas dan warisan leluhur. Di Jawa, keanekaragaman tersebut tercermin melalui berbagai adat istiadat yang dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat. Salah satunya adalah Jamasan Pusaka, sebuah tradisi yang dianggap sebagai warisan budaya masyarakat Jawa dari Leluhur Agung Nuswantoro.

Bagi sebagian masyarakat Jawa, kegiatan Jamasan Pusaka merupakan sebuah kewajiban yang harus dilakukan setiap bulan Asuro atau bulan Suro. Menurut Ketua Umum Gadapaksi Indonesia, Soni Sumarsono, kegiatan ini merupakan bagian dari adat budaya bangsa yang Adiluhung yang harus terus dijaga dan dilestarikan sebagai bagian dari tugas kewajiban dan tanggung jawab seorang Putro Wayah Nusantara.

Kepercayaan pada Leluhur Agung Nuswantoro tercermin melalui tiga konsep utama: Eling Marang Gusti Ne, Eling Marang Leluhur E, dan Eling Marang Bopo LAN Biyung E. Konsep-konsep tersebut mengajarkan sebuah makna mendalam dalam memaknai hidup dan menghargai kehidupan sehingga masyarakat Jawa memiliki nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh leluhur.

Jamasan Pusaka merupakan bentuk penghormatan terhadap warisan budaya bangsa yang diwariskan oleh Leluhur Agung Nuswantoro. Sebagai wujud nyata kecintaan kepada tanah air dan leluhur, kegiatan ini harus terus dirawat, dipelihara, dan dijaga agar tidak punah. Bagi masyarakat Jawa, Jamasan Pusaka adalah bagian dari adat istiadat yang harus dilestarikan dan menjadi sebuah tugas kewajiban dan tanggung jawab mereka.

Islam sebagai syariat yang dianut juga dijalankan agar sesuai dengan adat istiadat. Namun, harus diingat pula bahwa budaya barat yang tidak sesuai dengan budaya bangsa harus difilter dan tidak boleh menghilangkan budaya lokal yang menjadi identitas masyarakat Jawa.

BACA JUGA  Kasus Mafia Tanah, Satria Pratama Lawyers Minta Atensi Kapolres Metro Tangerang Kota

Bagi Jawa, keanekaragaman kebudayaan begitu besar dan luas tanpa batas. Oleh karena itu, dijaga dan dilestarikan adalah suatu keharusan untuk meneruskan kearifan lokal dari leluhur agar selalu hidup dalam benak seluruh masyarakat Jawa. Dalam hal ini, perlu adanya sinergi dari seluruh elemen masyarakat untuk menjaga dan melestarikan budaya bangsa agar terus berkembang dan menjadi identitas bangsa yang mengagumkan.

Salam Gadapaksi, sebuah komunitas yang berkomitmen untuk menjaga dan membangkitkan kecintaan pada budaya bangsa. Selamat melestarikan dan mengenang pakem-pakem budaya bangsa. Jowo di Gowo, Arab di Garap, Barat di Ruwat, dan kita semua harus menjadi bagian dari semuanya, “Jowo Tanpo Tepi”.

Redaksi/Publizher ; Andi Jumawi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

DILARANG MENCOPY/PLAGIAT DAPAT DI PIDANA