oleh

Kenali Ciri-Ciri Hewan yang Terinfeksi Antraks

 
Ditinjau oleh: dr. Rizal Fadli
Jakarta – Memilih hewan kurban menjadi salah satu persiapan menyambut Hari Raya Idul Adha. Namun, kamu juga harus waspada terhadap penyakit yang dapat menyerang hewan-hewan ternak yang akan dikurbankan ini.
Penyakit antraks menjadi salah satu penyakit yang perlu diwaspadai, karena bersifat zoonosis, yaitu infeksi yang dapat ditularkan melalui hewan kepada manusia yang bersifat fatal. Seseorang yang terinfeksi bahkan dapat kehilangan nyawa. Sebelum berkurban, kenali ciri-ciri hewan kurban yang terinfeksi antraks.
Begini Ciri-Ciri Hewan yang Terinfeksi Antraks
Antraks merupakan penyakit yang sangat berbahaya bagi manusia. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang bernama Bacillus anthracis. Penyakit ini dapat ditularkan dari hewan kepada manusia ketika manusia menyentuh atau memakan daging hewan yang telah terinfeksi.
Penularan antraks terjadi kepada hewan herbivora, seperti sapi dan kambing. Pada hewan pengidap antraks akut, hewan dapat mati secara mendadak akibat perdarahan pada otak hewan. Beberapa hewan yang terinfeksi antraks, gejala-gejalanya dapat ditandai dengan:
Demam mencapai 42 derajat Celsius;
Gigi gemerutuk;
Hewan terlihat gelisah;
Gusar karena depresi;
Terdapat luka pada lidah;
Sesak napas;
Terjadi pembengkakan pada leher, dada, dan perut;
Pinggang dan kelamin tampak menonjol keluar;
Keluar darah berwarna kehitaman dan encer dari lubang-lubang tubuh.
Ketika hewan sudah mengidap gejala-gejala tersebut, kematian dapat terjadi dalam waktu 1-3 hari setelah munculnya gejala. Gejala yang masih tergolong ringan dapat sembuh seiring dengan berjalannya waktu. Namun, kasus ini jarang terjadi pada hewan yang sudah divonis terserang antraks.
Hewan yang telah terinfeksi tidak diperbolehkan untuk disembelih, bahkan bangkainya pun harus dikubur rapat, karena adanya bakteri yang dapat membentuk spora. Spora ini akan bertahan dalam kondisi panas dan dapat hidup bertahun-tahun lamanya di segala kondisi lingkungan.
Ketika disembelih, daging hewan yang telah terinfeksi antraks akan memiliki warna yang kehitaman, serta memiliki organ dalam tubuh yang berwarna kehitaman. Sebelum berkurban, kamu bisa bertanya langsung pada dokter ahli pada aplikasi Halodoc mengenai ciri-ciri hewan yang telah terinfeksi, supaya kamu terhindar dari penyakit antraks yang mematikan.
Antraks Termasuk Penyakit Berbahaya, Apa Penyebabnya?
Spora yang dapat bertahan selama bertahun-tahun dalam keadaan apapun adalah penyebab utama dari antraks. Ketika menyebar pada tubuh manusia, spora akan menjadi racun dalam tubuh. Spora ini dapat menyebar jika kamu memakan daging yang telah terinfeksi.
Beberapa faktor risiko yang dapat memicu terjadinya antraks, antara lain:
Mengunjungi daerah yang berisiko tinggi terinfeksi antraks.
Orang yang bekerja sebagai pengolah daging hewan.
Dokter hewan.
Seseorang yang mengurusi hewan-hewan ternak.
Binatang mati terkena antraks dan bangkainya dibiarkan begitu saja.
Vaksinasi antraks yang tidak memadai.
Tidak menggunakan sarung tangan saat berinteraksi dengan hewan ternak.
Hal-hal tersebut dapat kamu cegah dengan menghindari faktor-faktor pemicu yang dapat meningkatkan risiko terjadinya antraks. Beberapa hal yang dapat kamu lakukan adalah pastikan daging yang ingin dimasak dalam keadaan matang, menjalani vaksinasi antraks, serta hindari interaksi dengan hewan yang terinfeksi.
Jadi, segera hubungi dokter ketika kamu menemukan gejalanya. Gejala antraks pada manusia dapat diketahui dengan adanya penyakit demam, nyeri tenggorokan, terus merasa lelah, serta nyeri otot. Gejala bahkan dapat bertambah parah menjadi sesak pada dada, batuk darah, mual, serta napas menjadi pendek.
Publizher : Redaksi/Andi Jumawi

Disclaimer : Dilarang mencopy sebagian atau keseluruhan isi berita www.indeks.co.id tanpa seizin Sumber redaksi.Kecuali memiliki Izin dan Kerjasama yang tertulis. Segala pelanggaran Mencopy/Jiplak Berita,Tulisan,Gambar,Video dalam Media www.indeks.co.id bisa dituntut UU Nomor 40/1999 Tentang Pers pada Pasal 2 Kode Etik Jurnalistik menyebutkan: “Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik”.
BACA JUGA  Jam Pidsus Periksa Lima Saksi Kasus Tipikor PT.ASABRI (Persero)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *