Jakarta, indeks.co.id — PT. Pelabuhan Indonesia (Persero)/Pelindo mengapresiasi masuknya Desa Penglipuran, Kabupaten Bangli, Bali, dalam daftar desa wisata terbaik dunia versi The United Nation World Tourism Organization (UNWTO).
Penglipuran menjadi salah satu dari 54 desa wisata terbaik yang terpilih dari 260 kandidat desa terbaik di dunia. Penghargaan prestisius ini diumumkan dalam sidang umum ke-25 UNWTO yang diadakan di Samarkand, Uzbekistan.
Penghargaan ini merupakan pengakuan bagi desa-desa yang menjadi teladan dalam memelihara keasrian kawasan pedesaan, melestarikan keanekaragaman budaya, nilai-nilai lokal, dan tradisi kuliner, serta menjaga keindahan alam.
Kelian Desa Adat Penglipuran, I Wayan Budiarta, menerima penghargaan ini secara langsung dalam acara sidang umum ke-25 UNWTO tersebut.
Di sela-sela pemberian penghargaan, I Wayan Budiarta menyampaikan rasa terima kasihnya atas dukungan dari berbagai pihak, terutama Pelindo yang ikut mengembangkan dan mempromosikan Desa Wisata Penglipuran.
Group Head Sekretariat Perusahaan PT Pelabuhan Indonesia (Persero), Ali Mulyono mengatakan, penghargaan ini adalah bukti nyata bahwa kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk BUMN melalui program desa binaan TJSL, pihak Desa yang mempertahankan kultur adatnya serta masyarakat setempat yang menjaga kelestarian dan kebersihan desa, dapat menghasilkan perubahan positif yang signifikan.
“Kami merasa bangga atas prestasi ini, dan pengakuan dari UNWTO juga menunjukkan betapa pentingnya kerjasama dalam mengembangkan destinasi pariwisata desa yang berkelanjutan,” ujarnya.
Salah satu daya tarik utama Desa Penglipuran adalah keberhasilan mereka dalam menjaga budaya dan adat yang tetap kuat hingga saat ini. Rumah-rumah di desa ini memiliki bentuk serupa dan teratur, menghiasi jalan utama desa yang panjang.
Setiap pekarangan dihiasi oleh angkul-angkul (pintu gerbang khas Bali) yang saling berhadapan antar rumah, menciptakan pemandangan yang memikat.
Desa seluas 112 hektar ini juga saat ini memiliki spot wisata baru yaitu hutan bambu yang ditata dan disulap menjadi area wisata alamiah serta menjadi pilihan favorit baru wisatawan dan memberikan peluang ekowisata yang berkelanjutan yang memadukan unsur budaya Bali yang kental dan pelestarian ekosistem hutan bambu yang sakral bagi warga desa Penglipuran.
Pada pertengahan Agustus lalu, Pelindo menyelenggarakan Program Relawan Bakti BUMN Batch IV di Desa Penglipuran, yang mengangkat tema Relawan Bakti BUMN untuk Hutan Bambu Indonesia Lestari.
Selama tiga hari, ke-20 relawan melakukan berbagai kegiatan dan menetap di rumah-rumah warga dan
menyelenggarakan upacara Kemerdekaan Bersama yang dihadiri Deputi SDM dan TI Kementerian BUMN, Wakil Direktur Utama Pelindo, Kalian Adat Desa Penglipuran bersama tetua desa, masyarakat dan peserta Relawan Bakti BUMN.
Relawan Bakti BUMN merupakan salah satu program populer dari Kementerian BUMN yang melibatkan desa binaan/program TJSL terpilih dari BUMN serta 10 hingga 20 karyawan BUMN sebagai relawan untuk melakukan bakti nya selama 3 hari di tempat tersebut.
Beberapa kegiatan utama saat itu antara lain penataan hutan bambu, dan workshop pemanfaatan bambu, mengajar di beberapa sekolah, memberikan edukasi terkait tour guide, fotografi dan pemanfaatan media sosial untuk mempromosikan usaha menengah dan kecil (UMK) di Penglipuran.
(NN/IE/SYAM)
Redaksi/Publizher ; Andi Jumawi