oleh

Hebat..!! Pemuda Asli Bondowoso Menciptakan Alat Pengukur Tekanan Darah Untuk Umum Ala Telepon Umum Era 90an

Fitroh Nur Fajri, seorang Pemuda Lulusan D3 Akademi Perawatan (Akper) Bondowoso, Pencipta Alat Kesehatan Berupa Alat Pengukur Tekanan Darah

BONDOWOSO,indeks.co.id
Jika dulu disetiap tempat sering kita jumpai ada gardu telepon umum berbayar, namun kali ini tidak. Sebab, seorang pemuda asli kota tape Bondowoso Jawa Timur, telah berhasil menciptakan alat pengukur tekanan darah yang mirip telepon umum era 90an. Menariknya lagi, fasilitas hasil karyanya itu ia abdikan untuk kepentingan masyarakat umum di daerahnya.
Pencipta alat pengukur tekanan darah mirip telepon umum era 90an itu, adalah Fitroh Nur Fajri (23 Thn), seorang Pemuda Lulusan D3 Akademi Perawatan (Akper) Bondowoso Warga Desa Kejawan, Kecamatan Grujugan, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.
Hasil ciptaan karyanya itu, ia mengaku terinspirasi dari beberapa telepon umum bekas yang sudah tidak bermanfaat lagi dan hanya menjadi sebuah pajangan di pinggir jalan yang dlihatnya sehari-hari dikawasan kota Bondowoso.
“Melihat aset X yang tidak lagi bermanfaat itulah, kemudian timbullah dalam pemikiran saya untuk menciptakan alat pengukur tekanan darah tersebut. Sedangkan untuk bisa menciptakan hasil karya saya itu sempurna dan bisa bermanfaat bagi masyarakat umum, saya telah melakukan penelitian sejak tahun 2018, dan Alhamdulillah di tahun 2019 ini baru tercapai,” kata Fitroh Nur Fajri,Jum’at (19/07/2019).
Sementara itu, dana yang dikeluarkan untuk bisa menciptakan sebuah alat pengukur tekanan darah itu, Nur Fitroh harus merogoh kantong pribadinya. Dana pribadi yang dikeluarkan untuk membeli alat digital pengukur tekanan darah saja, Nur Fitroh menghabiskan uang sebesar Rp. 700.000,-..
Namun, karena besarnya niat hatinya yang ikhlas dan tulus untuk mengabdikan hasil karyanya itu agar bisa bermanfaat dan berguna untuk membantu masyarakat di lingkungannya itu, tak membuatnya merasa rugi dengan dana yang dikeluarkan dari kantong pribadinya tersebut.
“Bagiku uang segitu tidak ada gunanya meskipun harus menguras kantong pribadiku, yang terpenting adalah saya sangat bangga dan puas sekali karena niat saya untuk membantu masyarakat disekitar tempat tinggal saya, baik yang dekat maupun yang jauh dari Pukesmas bisa terbantu dengan alat pengukur tekanan darah yang saya ciptakan tersebut,” imbuhnya.
Untuk mempermudah masyarakat memanfaatkan fasilitas hasil karyanya tersebut, Nur Fitroh menaruh alat pengukur tekanan darah itu disamping rumahnya. Di tempat itulah, Nur Fitroh juga melengkapi segala fasilitas peralatan yang dibutuhkan oleh masyarakat setempat.
Adapun salah satu fasilitas peralatan lain yang disediakannya itu, yakni sebuah papan pengumuman tata cara mengoprasionalkan atau penggunaan alat pengukur tekanan darah. Sehingga, masyarakat bisa dengan mudah dapat mengetahui kesehatannya dari ekanan darahnya. Apakah sedang dalam tekanan darah tinggi ataupun sedang mengalami tekanan darah rendah.*(Imam Mura).
Publizher/Redaksi
Disclaimer : Dilarang mencopy sebagian atau keseluruhan isi berita www.indeks.co.id tanpa seizin Sumber redaksi.Kecuali memiliki Izin dan Kerjasama yang tertulis. Segala pelanggaran Mencopy/Jiplak Berita,Tulisan,Gambar,Video dalam Media www.indeks.co.id bisa dituntut UU Nomor 40/1999 Tentang Pers pada Pasal 2 Kode Etik Jurnalistik menyebutkan: “Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik”.
BACA JUGA  Diguga Mabok Saat Berkendara, Remaja Di Sumenep Kecelakaan

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *