oleh

Morotai Penghasil Lobster dan Kepiting, Namun Harga di Senkul Selangit Melebihi Jakarta

MOROTAI-WWW.indeks.co.id, Tim Pencinta alam SMA LabSchool Kebayoran Jakarta Selatan, yang melakukan touring ke Kabupaten Pulau Morotai, selain memberi bantuan ke sejumlah masjid di Morotai juga berburu kuliner, sebutlah udang lobster, kepiting dan ikan segar bakar,  di sentra kuliner taman kota Daruba, kecamatan Morotai Selatan, kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara (Malut), Minggu 7 juli 2019 malam.
Tim pecinta alam asal Jakarta itu terdiri dari guru dan murid  bersama anggota DPD Malut berjumlah 20 orang, didampingi sopir Dari bagian protokoler Pemkab Morotai. Tamu Pemkab tersebut  pengen mencicipi udang lobster dan kepiting di pulau terluar Morotai yang dikenal salah satu daerah penghasil udng lobster dan kepiting terbesar di Maluku Utara.
Rombongan tersebut pun menghampiri sebuah pusat kuliner satu satunya di kota Daruba, sebutlah sentra kuliner yang dikelola perusahan pelat merah milik Pemkab Morotai dan disitu terdapat udang lobster dan kepiting, tepatnya di lapak Sidik Kharie. Guru dan puluhan anak SMA Labschool Jakarta itupun girangnya bukan kepalang. Karena, udang lopster dan kepiting di Morotai dalam pikiran mereka akan lebih murah dibandingkan di Jakarta. sehingga mereka dapat melahap sepuasnya. Dimana kedua menu tersebut merupakan salah satu jenis kuliner yang harganya lumayan mahal bila makan di restoran restoran besar di Jakarta.
Namun, kegirangan dan lahapnya dalam menyantap menu incaran mereka berbuah kekagetan yang luar biasa saat usai makan dan disodorkan nota harga menu yang selangit,  yakni Rp 15.789.000,  Padahal yang dimakan udang lobster kecil 15 ekor Rp. 9.000.000, kepiting 12 Rp. 6.000.000, ikan bakar 17 ekor Rp.550.000, air mineral, pisang goreng dan jus alvokad. Sehingga di totalkan Rp 15.000.000.
Padahal fakta yang didapat dilapangan, Lobster satu kilo 350 ribu sampai 400 ribu terdapat 3 sampai 4 ekor untuk ukuran kecil dan sedang,  Itupun udang lobster yang  hidup. “Ukuran juga mentukan harga. Paling kecil perkilo 4 ekor. Itu harganya 350 ribu.
Kalau 3 ekor atau 2 ekor dapat 400 ribu perkilo. Namun kalau udang lobster yang mati dihargai 250 perkilo.” Ungkap Endang Aris, Pokja staf khusus Bupati, juga mantan pimpinan Perusda, saat dikonfirmasi, selasa 9 juli 2019.
Wanita muda enerjik yang akrab disapa Endang ini menegaskan, kedepan masalah ini akan kami selesaikan, sementara lagi disusun draft Perbupnya untuk mengatur harga makanan  di Sentra Kuliner (Senkul).
Sementara pimpinan Perusda Saiful Latara,  menghimbau kepada pengunjung Senkul, apabila ada order makanan diluar dari daftar menu seperti lobster dan kepiting diharapkan supaya mengkonfirmasi harga terlebih dahulu karena jangan sampai harga lobster dan kepiting dinelayan sedang mahal harganya.
Leluasanya pemilik lapak bermain harga menu sesuka hati meninggalkan kesan yang buruk bagi para wisatawan yang berkunjung ke Pulau Morotai. Terbukti rombongan tersebut dibuat geleng-geleng kepala dan terkejut. Karena pemilik lapak di Senkul mematok harga semaunya karena dari total harga Rp 15 juta yang harus dibayar, ternyata dikurangi setelah di protes orang protokuler Pemkab Morotai, harganya jauh turun.
“Pemilik lapak mematok harga menunya selangit, setelah di protes, harganya dari  Rp.15 juta dikurangi menjadi 10 juta.” Kata sumber itu.
Laporan : Int/Oje
Publizher/Redaksi : Andi Jumawi

Disclaimer : Dilarang mencopy sebagian atau keseluruhan isi berita www.indeks.co.id tanpa seizin Sumber redaksi.Kecuali memiliki Izin dan Kerjasama yang tertulis. Segala pelanggaran Mencopy/Jiplak Berita,Tulisan,Gambar,Video dalam Media www.indeks.co.id bisa dituntut UU Nomor 40/1999 Tentang Pers pada Pasal 2 Kode Etik Jurnalistik menyebutkan: “Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik”.
BACA JUGA  Pesantren Mazilah Darussalam Deli Serdang Salurkan Sembako dari Kabareskrim Polri

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *