oleh

TENAGA KERJA ASING MINTA DIPULANGKAN RAWAN VIRUS CORONA

Minggu, 02/02/2020,KONAWE_www.indeks.co.id—-Tenaga Kerja Asing (TKA) adal China didesak untuk dipulangkan terkait kemunculan virus corona yang dibawa oleh orang China sehingga ribuan TKA di Morosi kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara (Sultra) harus angkat kaki dari daerah ini.

VIDEO KEDATANGAN TKA CHINA DI BANDARA HALU OLEO KENDARI

https://youtu.be/3Bt6b7POChY

Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara melakukan langkah antisipasi masuknya virus corona melalui tenaga kerja asing (TKA) China yang bekerja di perusahaan pemurnian nikel, Kecamatan Morosi Kabupaten Konawe.

Menurut kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sultra Andi Hasnah mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinkes Konawe agar melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap TKA yang berada di PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) Morosi.

VIDEO TKA ASAL CHINA DI BANDARA HALU OLEO KENDARI

https://youtu.be/avxRVjynvX0

Sehingga akan diadakan disana posko kesehatan,” katanya, usai rapat koordinasi lintas sektor dalam upaya pencegahan virus corona,

Ia juga mengatakan mobilitas TKA asal China ke Sulawesi Tenggara harus menjadi perhatian serius karena sumber virus corona berasal dari Negeri Tirai Bambu itu.sudah terbukti banyak sudah memakan korban akibat virus corona tersebut.

Ia juga menambahkan jika tidak ada antisipasi pencegahan kedatangan TKA ke Sulawesi Tenggara  bisa dikatakan sangat berpotensi penyebaran atau tersebar virus corona ini karena banyak pekerja China. Kita di sini setiap hari ada tenaga kerja asing dari China yang masuk,melalui bandara Halu Oleo, tambahnya.

Sehingga sangat penting , untuk mengantisipasi masuknya virus corona, dan sudah saatnya menghentikan sementara kedatangan TKA asal China yang datang setiap Hari melalui bandara Halu Oleo Kendari,ucapnya.

Dan sejauh ini, kata dia, masuknya TKA asal China lewat Bandara Halu Oleo Kendari dan pelabuhan. Ia berharap, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) intens melakukan pemantauan terhadap kondisi kesehatan orang berkewarganegaraan China atau warga Indonesia yang baru pulang dari Tiongkok.

BACA JUGA  Pangdam Beri Arahan Kepada Panitia Werving Penerimaan Caba PK TNI AD TA 2021 Jajaran Kodam XIV/Hasanuddin

“Tapi kita juga tidak bisa terlalu agresif dengan kedatangan mereka. Kita tetap melalui Standar Operasiona Prosedure (SOP) terutama mengenai penanganan infeksi emergency,” imbuhnya.

Sementara kepala Wilayah Kerja (Wilker) KKP Bandara Halu Oleo Rahmawaty mengatakan, pihaknya telah memasang alat pendeteksi suhu tubuh di pintu kedatangan Bandara Halu Oleo Kendari.

Hal ini untuk mengetahui kisaran suhu tubuh normal bagi penumpang, khususnya yang berkewarganegaraan China.

“Penumpang dengan suhu tubuh di atas 38 derajat celsius langsung dilakukan penanganan lanjutan untuk mengetahui penyebabnya,” jelasnya.

Meski demikian, kata dia, warga dengan suhu tubuh di atas 38 derajat celsius tidak langsung diklaim terinveksi virus corona. Sebab, perlu ada uji laboratorium.

“Sejauh ini belum ada penumpang terdeteksi. Semoga kita di Sultra aman-aman saja dari bahaya virus corona ini,” harapnya.

Sementara itu, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sultra La Ode Rabyul Awal menyebut, kewaspadaan terhadap masuknya TKA penting dilakukan mengingat masa inkubasi virus corona 2 sampai 14 hari.

“Sebab jangan sampai dia datang belum ada gejala. Nanti ada gejala setelah dia bekerja di sini,” katanya.

Virus corona ini, menurutnya, sama seperti virus SARS dan Mers yang sempat membuat geger China dan di Timur Tengah. Semua virus ini, kata dia, lebih dulu menjangkit hewan kemudian menular ke manusia.

Di tempat yang sama, Plt Direktur Bahteramas dr Sjarif Subijakto menyebut pihaknya telah menyiapkan ruang isolasi untuk menangani pasien yang terpapar virus corona.

“Kita punya satu gedung isolasi awalnya untuk pasien TBC, tapi kita kosongkan untuk kesiapan ini (antisipasi pasien virus corona). Di sana ada 20 bad dan petugas yang terlatih,” ujarnya.

Ia menyebut, sejauh ini pihaknya belum menangani pasien yang terpapar virus corona meskipun di Sultra banyak pekerja asing dari China.

BACA JUGA  BAZNAS Jember Lepas Tim Riset untuk Pemberdayaan Masyarakat di Kampung Binaan SDGs

“Yang dicurigai itu jika ada demam, batuk, sesak serta ada riwayat perjalan dari China. Kalau tidak ada riwayat perjalanan dari China, itu batuk pilek biasa saja. Tapi kita tetap harus waspada,” tuturnya.

Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari PT VDNI, perusahaan yang banyak mempekerjakan TKA asal China. Konsultan TKA PT VDNI, Yuda Novendri Yustan belum memberikan jawaban saat dihubungi melalui telepon selulernya.

LAPORAN
(ANDI HERMAN) KA. PERWAKILAN SULTRA
PUBLIZHER : REDAKSI

Disclaimer : Dilarang mencopy sebagian atau keseluruhan isi berita www.indeks.co.id tanpa seizin Sumber redaksi.Kecuali memiliki Izin dan Kerjasama yang tertulis. Segala pelanggaran Mencopy/Jiplak Berita,Tulisan,Gambar,Video dalam Media www.indeks.co.id bisa dituntut UU Nomor 40/1999 Tentang Pers pada Pasal 2 Kode Etik Jurnalistik menyebutkan: “Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik”.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *