DAERAHKonawe UtaraOlahragaPROV.SULAWESI TENGGARA

Match fixing telah melanda Indonesia, terutama di Konawe Utara

5112
×

Match fixing telah melanda Indonesia, terutama di Konawe Utara

Sebarkan artikel ini
Listen to this article

KONUT, indeks.co.id – – – Match Fixing atau pengaturan skor telah melanda Indonesia, terutama di Konawe Utara. Hal ini membuat para suporter voli ball marah termasuk kalangan emak-emak.

Hendrik, tokoh pemuda Konawe Utara, mengatakan bahwa praktik match fixing merupakan perbuatan tercela yang dilakukan oleh mafia olahraga dalam turnamen atau pertandingan olahraga untuk meraih kemenangan dengan cara-cara yang tidak baik, Jum’at 29 Desember 2023.

Menurut Hendrik, berdasarkan temuan di lapangan, saat Turnamen Bola Voli Putra-Putri se-Sultra diadakan di Konawe Utara di pelataran kantor DPRD Kabupaten Konawe Utara, diduga praktik match fixing terjadi dalam pertandingan voli ball putri antara Club Dua Laode dan Club Vallcon.

Salah satu pemain dari Club Dua Laode, a.n Jushana yang menjadi kebanggan masyarakat Konawe Utara dan icon voli ball putri, diduga terlibat dalam konspirasi match fixing tersebut.

Karena pemain tersebut mendadak meninggalkan lapangan tanpa alasan jelas saat pertandingan sedang berlangsung, sehingga mengecewakan masyarakat Konawe Utara, terutama kalangan emak-emak.

Hal ini diperkuat oleh keterangan salah satu emak-emak yang mengatakan bahwa dia mendengar wasit berbisik kepada kedua kapten club voli agar tidak terlalu full dalam bertanding supaya nanti Club A bisa bertemu dengan Club B.

Pertandingan tersebut diduga diatur sedemikian rupa oleh oknum-oknum dan kelompok tertentu dengan tujuan tertentu. Hal ini tidak hanya merusak motivasi para pemain untuk berprestasi maksimal, tetapi juga membangun opini buruk terhadap pemerintah daerah Konawe Utara selaku penyelenggara kegiatan yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan di masyarakat.

Masyarakat merasa sangat kecewa dan marah besar saat mengetahui bahwa pertandingan bola voli yang mereka saksikan ternyata sudah diatur skornya oleh kelompok tertentu yang disebut sebagai mafia olahraga. Klub pemenang dan kalah semua telah diatur oleh para mafia.

BACA JUGA  TIM SAR Brimob Bone Ikut Pencarian, Bocah 7 Tahun Tenggelam di Sungai Lajua

Hendrik menuturkan bahwa pengaturan skor bukan hanya pengkhianatan terhadap sportivitas sebagai roh utama pertandingan olahraga, tetapi juga merupakan kejahatan terhadap dunia olahraga yang dapat mencoreng nama baik daerah Kabupaten Konawe Utara.

Oleh karena itu, dalam rangka membersihkan nama baik olahraga Konawe Utara, generasi muda Konawe Utara bersama masyarakat menyatakan mengutuk keras tindakan match fixing/pengaturan pertandingan yang dilakukan oleh oknum mafia pertandingan yang diduga melibatkan oknum Pemda Konut dan peserta pertandingan dalam turnamen bola voli putra-putri se-Sultra yang diselenggarakan di Konawe Utara. Mereka meminta kepada Bupati Konawe Utara Bapak H. Ruksamin untuk segera menindak tegas para pelaku yaitu dengan memberhentikan oknum panitia atau wasit yang terlibat dalam konspirasi match fixing dan memberikan sanksi tegas kepada oknum inisial DD serta mendiskualifikasi club yang terlibat match fixing, dalam hal ini Club Dua Laode.

Jika dalam waktu 1×24 tidak ada tindakan yang dilakukan oleh Bupati Konawe Utara, maka pihak pemuda akan melakukan aksi demonstrasi besar-besaran bersama emak-emak yang merasa kecewa tersebut. “Dibutuhkan orang nekat, berani dan bersih untuk menyikat habis mafia olahraga di Konawe Utara. Kalau tidak, kita akan terus disuguhi pertandingan drama Korea (Drakor),” tutup Hendrik.

Redaksi/Editor: Andi Jumawi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

DILARANG MENCOPY/PLAGIAT DAPAT DI PIDANA

error: Content is protected !!