KONSEL, INDEKS.co.id – Implementasi Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 2025 tentang percepatan program pembangunan dan revitalisasi satuan pendidikan mulai menunjukkan hasil nyata di Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara. Salah satu sekolah yang telah merasakan dampaknya adalah SMA Negeri 17 Konawe Selatan.

Program yang dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) tersebut bertujuan meningkatkan kualitas infrastruktur pendidikan pada jenjang PAUD, SD, SMP, hingga SMA, serta mendukung pemerataan layanan pendidikan melalui penyediaan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan layak bagi seluruh peserta didik.
BACA JUGA :
Kepala SMA Negeri 17 Konawe Selatan, Saripudin, S.Pd, mengatakan kepada Indonesia Ekspress (INDEKS) pada Senin (8/12/2025), bahwa revitalisasi fasilitas di sekolahnya telah mencapai progres lebih dari 90 persen.

“Program revitalisasi ini merupakan upaya pemerintah meningkatkan mutu sarana dan prasarana pendidikan. Di SMA 17 Konsel, pekerjaan fisik yang kami lakukan saat ini sudah berada pada tahap perampungan,” ujarnya.
BACA JUGA :
Adapun jenis pekerjaan yang sedang direalisasikan mencakup:
1. Pembangunan ruang OSIS
2. Pembangunan ruang UKS
3. Pembangunan ruang konseling/BK
4. Rehabilitasi satu ruang kelas belajar (RKB)
5. Rehabilitasi satu ruang laboratorium IPA
6. Rehabilitasi satu ruang perpustakaan
7. Rehabilitasi satu ruang administrasi.

Seluruh pekerjaan tersebut bernilai Rp1.150.730.000 dengan waktu pelaksanaan 120 hari kerja dan bersumber dari APBN Tahun Anggaran 2025.
Saripudin juga menjelaskan bahwa pekerjaan revitalisasi dilaksanakan secara swakelola oleh pihak sekolah bersama Tim P2SP, yang dibentuk sesuai mekanisme dan melibatkan unsur komite, guru, serta masyarakat sekitar.
“Kami berharap program revitalisasi ini dapat berjalan efektif dan menghasilkan pembangunan yang berkualitas sebagaimana yang diprogramkan pemerintah pusat,” katanya.

Ia menambahkan bahwa SMA Negeri 17 Konsel masih membutuhkan dukungan infrastruktur pendukung, khususnya untuk pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
BACA JUGA :
“Sekolah kami kekurangan perangkat komputer dan bangunan laboratorium komputer juga mengalami kerusakan. Kami berharap pemerintah terkait dapat memberikan dukungan fasilitas, mengingat lebih dari 100 siswa membutuhkan sarana tersebut untuk kegiatan praktik TIK,” tutup Saripudin.
Penulis : Adriana
Editor/Publizher : Andi Jumawi
















