Soppeng, 23 Desember 2025 (INDEKS.CO.ID) — Salipuri Textile menegaskan posisinya sebagai pelaku industri wastra ramah lingkungan dengan tampil pada The Inclusive Innovation Repertoire 2025 sebagai mitra riset Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene dan Kepulauan (Polipangkep) melalui program ZAPA Emas Berdikari.

Salipuri Textile merupakan sister brand Cantika Sabbena yang berfokus pada pengembangan kain cap menggunakan pewarna alam hasil hilirisasi riset Program Katalisator Kemitraan Berdikari dengan pendanaan LPDP Tahun 2024. Inovasi ini menjadi solusi konkret bagi pengrajin tekstil yang selama ini terkendala menembus pasar global akibat ketergantungan pada pewarna sintetis.
Ketua Tim Riset, Zulfitriany Dwiyanti Mustaka, menjelaskan bahwa riset selama enam bulan tersebut melahirkan satu unit rumah produksi tekstil berbasis pewarna alam, yakni Salipuri Textile, yang berlokasi di Kampung Sappotedonnge, Desa Pesse, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng.
“Riset ini menjawab tantangan utama pengrajin dalam memenuhi standar keberlanjutan pasar internasional. Pewarna alam menjadi pintu masuk produk lokal untuk naik kelas dan bersaing secara global,” ujar Zulfitriany.
Owner Salipuri Textile, Aida Nur Majidah, menyampaikan apresiasi atas dukungan tim riset. Menurutnya, inovasi zat pewarna alam tersebut meningkatkan efisiensi produksi sekaligus memperkuat aspek keberlanjutan.
“Proses produksi kami kini jauh lebih ramah lingkungan dan memiliki potensi besar menuju ekspor. Riset ini membuat kami berkembang lebih cepat, efektif, dan optimistis menembus pasar global,” katanya.
Apresiasi juga datang langsung dari Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, Prof. Brian Yuliarto, yang menilai kolaborasi riset dan pengrajin sebagai model ideal penguatan kualitas produk wastra nasional. Ia menekankan pentingnya narasi dan nilai komersial dalam setiap produk.
“Dalam wastra ada kisah yang harus diangkat. Tidak berhenti pada prototipe, tetapi harus terkomersialisasi dengan omzet yang tinggi,” pesannya.
Pada ajang tersebut, Tim Riset Polipangkep menampilkan ZAPA Emas (Zat Pewarna Alam Ekonomi Mandiri Sejahtera) sebagai solusi pemanfaatan limbah pertanian bernilai tambah tinggi yang sekaligus memberdayakan masyarakat desa. Riset ini merupakan kolaborasi tiga politeknik di Sulawesi Selatan, yakni Polipangkep, Politeknik Negeri Ujung Pandang, dan Politeknik Bosowa.
“Inovasi bukan sekadar teknologi, melainkan lokomotif kehidupan yang siap diadopsi di setiap wilayah sebagai mesin sosial percepatan ekonomi mandiri,” ujar Zulfitriany.
The Inclusive Innovation Repertoire 2025, yang dikemas sebagai Repertoar Saintek atau Jejak Langkah Riset, menampilkan capaian 137 riset sebagai bentuk akuntabilitas publik dan penguatan reputasi kelembagaan Direktorat Diseminasi dan Pemanfaatan Sains dan Teknologi. Kegiatan ini menjadi agenda tahunan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi untuk mendorong penguatan ekosistem sains dan teknologi nasional.
Forum tersebut dibuka oleh Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Prof. Brian Yuliarto, menghadirkan sejumlah narasumber nasional dan internasional, serta dihadiri Direktur Polipangkep Prof. Dr. Mauli Kasmi bersama Tim Riset Berdikari.
Melalui kegiatan ini, pemerintah menegaskan komitmen memperkuat ekosistem riset nasional melalui diseminasi hasil riset, pemanfaatan teknologi, kemitraan multipihak, dan peningkatan kapasitas masyarakat, guna mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis inovasi yang inklusif dan berkelanjutan.(TIM)
Publisher : Redaksi
















