JAWA TIMURKemendagriNasionalSURABAYA

Di Forum Master Plan on ASEAN Connectivity 2025, Dirjen Bina Adwil Kemendagri Sampaikan Progres Kerja ASCN

1830
×

Di Forum Master Plan on ASEAN Connectivity 2025, Dirjen Bina Adwil Kemendagri Sampaikan Progres Kerja ASCN

Sebarkan artikel ini
Listen to this article

Surabaya, indeks.co.id — Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Administrasi Kewilayahan (Adwil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Safrizal ZA menyampaikan progres kerja ASEAN Smart City Network (ASCN) dalam forum yang mendiskusikan Master Plan on ASEAN Connectivity (MPAC) 2025 dalam rangka Monitoring, Review, dan Evaluasi (MRE) di Surabaya, Selasa (25/7/2023). Hal itu disampaikannya setelah Indonesia sukses menggelar Puncak Pertemuan Tahunan Keenam ASCN di Bali pada 12-13 Juli 2023 yang dihadiri oleh delegasi negara ASEAN, perwakilan negara-negara sahabat, serta berbagai partisipan dalam dan luar negeri.

“Ada dua konteks strategis yang harus dihadapi ASCN. Pertama, yakni bagaimana menghadapi kuatnya arus urbanisasi yang terus meningkat. Kedua, terjadi disrupsi digital yang mempengaruhi semua aspek kehidupan manusia yang merevolusi cara kita hidup, bekerja, dan bermasyarakat,” kata Safrizal.

Safrizal menyebutkan, pertemuan yang diinisiasi oleh Perwakilan Tetap Republik Indonesia (PTRI) untuk ASEAN itu menjadi instrumen mengawal isu dan langkah strategis. Tak hanya itu, kegiatan tersebut juga turut menyukseskan Chairmanship ASCN 2023 oleh Indonesia, baik pada tataran konseptual maupun praktikal.

“Tujuan utama smart city adalah untuk meningkatkan kualitas hidup bagi warga melalui pemanfaatan teknologi, melalui skema-skema kerja sama dalam pengembangan tata kelola kota sehingga dapat mewujudkan pelayanan publik yang responsif, efektif, dan efisien. Konektivitas ASCN berada pada kerangka kerja tersebut,” jelas Safrizal.

Safrizal mengingatkan, pada 2018, ada 26 kota percontohan yang masuk nominasi ASCN yang tersebar di seluruh negara anggota ASEAN. Kota itu seperti Bandar Seri Begawan dari Brunei Darussalam; Battambang, Phnom Penh, dan Siem Reap dari Kamboja; Makassar, Banyuwangi, dan DKI Jakarta dari Indonesia; Luang Prabang dan Vientiane dari Lao PDR; Johor Bahru, Kuala Lumpur, Kota Kinabalu, dan Kuching dari Malaysia; Nay Pyi Taw, Mandalay, dan Yangon dari Myanmar; Kota Cebu, Kota Davao, dan Manila dari Filipina; Singapura; Bangkok, Chonburi, dan Phuket dari Thailand; Da Nang, Hanoi, dan Kota Ho Chi Minh dari Vietnam. Kini ASCN memiliki 29 kota percontohan yang  setiap kota diwakili oleh Chief Smart City Officer (CSCO). Jumlah ini akan terus berkembang sejalan dengan masifnya pertumbuhan kota-kota di kawasan.

BACA JUGA  Ngeri, Penyerobotan Lahan Warga Kabaena Seret Pj Bupati

“ASCN memiliki kerangka kerja yang mendorong implementasi inisiatif di enam bidang fokus pembangunan perkotaan, yaitu kewarganegaraan, kesehatan dan kesejahteraan, keselamatan dan keamanan,  kualitas lingkungan, infrastruktur dan industri, dan inovasi,” papar Safrizal.

Sejalan dengan aspek-aspek tersebut, dalam Keketuaan ASCN 2023, Indonesia juga sukses mengadakan rangkaian empat seri diskusi yang diselenggarakan untuk memfasilitasi ASCN Cities dan kota-kota lain di ASEAN. Kegiatan itu untuk berbagi kemajuan, tantangan, dan pengetahuan dalam mengimplementasikan kota cerdas, sekaligus bertukar ide dan informasi, serta memperluas peluang potensi kerja sama.

“Kesuksesan Indonesia dalam menyelenggarakan annual meeting yang lalu dan komitmen Indonesia sebagai shepered dalam memajukan ASCN akan terus diperkuat.  Tentunya kami mengajak seluruh pihak untuk berkolaborasi dalam pengembangan smart city di Indonesia maupun di kawasan Asia Tenggara,” pungkas Safrizal.(NN/SY)

Redaksi/Publisher : Andi Jumawi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

DILARANG MENCOPY/PLAGIAT DAPAT DI PIDANA

error: Content is protected !!