INDEKS.CO.ID, KENDARI – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) dipastikan tidak memiliki anggaran publikasi pada tahun 2025.
Kondisi ini mencuat setelah muncul perbedaan pernyataan antara Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo), yang mengindikasikan adanya miskoordinasi di internal pemerintah provinsi.
Akibatnya, masyarakat dan perusahaan media lokal menjadi pihak yang paling terdampak dari kekosongan pos anggaran tersebut.
Kepala Bappeda Sultra, Robert, menegaskan bahwa Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) tidak bisa mengalokasikan dana publikasi karena tidak ada usulan resmi secara tertulis dari Kominfo.
“Bagaimana kami bisa mengalokasikan uang negara jika tidak ada usulan dari OPD terkait?” kata Robert.
Namun pernyataan berbeda datang dari Kepala Dinas Kominfo Sultra, Ridwan Badallah. Ia menegaskan, pihaknya telah menempuh seluruh prosedur pengajuan, termasuk menyampaikan usulan tertulis melalui TU Pimpinan pada akhir Juni 2025.
Bahkan, lanjutnya, usulan tersebut sudah disetujui tim Adpin pada 14 Juli 2025 dan telah diasistensi sehari setelahnya.
“Kami sudah menempuh semua prosedur. Mengapa usulan itu tidak sampai ke TAPD, kami juga tidak tahu,” ujar Ridwan.
Ketiadaan anggaran publikasi ini berdampak langsung pada layanan informasi publik. Tanpa dukungan dana, sosialisasi program pemerintah, penyebaran informasi strategis, hingga komunikasi dengan masyarakat akan tersendat.
Masyarakat Sultra harus menerima kenyataan bahwa untuk sementara, pemerintah provinsi tidak memiliki anggaran untuk menyebarluaskan informasi secara resmi.
Selain itu, perusahaan media lokal pun berada pada posisi sulit. Selama ini, kerja sama publikasi dengan pemerintah menjadi salah satu sumber pendapatan utama. Dengan anggaran publikasi yang kosong, banyak media terancam menghadapi kesulitan finansial serius, bahkan gulung tikar.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pihak yang dapat menjelaskan secara pasti di mana letak kendala koordinasi sehingga pos anggaran publikasi 2025 menjadi nihil.(Tim/Red*)
Redaksi/Publizher : Andi Jumawi
















