Ilaga, Papua – INDEKS.co.id | Di tengah rimbunnya hutan Papua dan derasnya aliran sungai kecil yang melintasi Kampung Kimak, Distrik Ilaga, puluhan prajurit berseragam loreng hijau sibuk bekerja. Bukan dalam rangka operasi militer, melainkan melaksanakan karya bakti memperbaiki bahu jalan yang rusak akibat kikisan air sungai, Selasa (3/6/2025).
Mereka adalah prajurit dari Komando Satuan Tugas (Kosatgas) Yonif 700/Wira Yudha Cakti yang memilih untuk turun langsung ke medan, membangun akses vital yang menghubungkan Kota Ilaga dengan Kampung Wuloni, Distrik Ilaga Utara. Jalan tersebut merupakan jalur utama bagi aktivitas warga, dan rusaknya akses ini berarti terhambatnya kehidupan sosial, ekonomi, bahkan kesehatan masyarakat.
Di bawah guyuran gerimis dan kabut pegunungan, para prajurit bekerja tanpa mengenal lelah. Suara cangkul berpadu dengan celoteh anak-anak kampung dan dukungan warga yang turut serta bergotong-royong. Pemandangan itu menjadi simbol kedekatan antara TNI dan masyarakat Papua.
Salah satu yang turut ambil bagian adalah Sertu Apolos Ledanaung, prajurit asal Papua. Di tengah lumpur dan kerikil, ia mengungkapkan makna pengabdian yang lebih dalam.
“Bagi kami, ini bukan sekadar menjalankan tugas. Jalan ini adalah urat nadi masyarakat. Saat kami membangunnya, kami sedang menjaga kehidupan mereka tetap bergerak,” ujarnya penuh semangat.
Partisipasi warga setempat menjadi bukti nyata bahwa sinergi antara TNI dan rakyat tidak hanya menjadi slogan, tapi benar-benar terwujud di lapangan. Kebersamaan dalam karya bakti ini menjadi jembatan emosional yang mempererat hubungan keduanya.
Dansatgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti, Letkol Inf. Heraldo Tabasonda, S.Hub., memberikan apresiasi atas dedikasi para prajurit serta antusiasme masyarakat.
“Kami hadir bukan hanya untuk menjaga keamanan, tetapi juga membangun dan memberi harapan. Jalan ini adalah simbol bahwa TNI dan rakyat berjalan bersama, baik di medan tugas maupun dalam pembangunan,” ujarnya.
Kegiatan karya bakti ini tidak sekadar memperbaiki infrastruktur. Lebih dari itu, ia menjadi representasi kehadiran negara dalam wajah yang hangat dan humanis. Ketika loreng TNI menjadi simbol ketulusan, dan sungai yang dulu merusak kini menjadi saksi gotong royong, maka di sanalah Indonesia benar-benar hadir—dalam aksi nyata dan penuh kasih.
(Tim INDEKS/AJM)
Redaksi & Publisher: Andi Jumawi