Jakarta — www.indeks.co.id
Selasa 2 Maret 2021
Seirama dengan perkembangan zaman dan Mobilitas para seniman Ludruk asaL dari kota Surabaya dan Jawa Timur mengadakan Emigrasi ke kota-kota lain ada yang ke Lampung ke Semarang ke Yogya dan lain sebagainya.
Para seniman Ludruk mengajak group Ludruknya ataupun membuat group Ludruk baru di kota dimana para seniman Ludruk itu bertempat tinggal dan Bekerja.
“Di sini saya Agus Pengampon sebagai penulis, marketing Ludruk dan seniman Ludruk cuma membahas sekitar perkembangan kesenian Ludruk di kota ibukota Jakarta,”kata Agus Pangampon,Selasa 2 Maret 2021.
Menurutnya,awal mula masuk dan berkembangnya kesenian Ludruk di Jakarta itu di mulai sekitar tahun 1977 yaitu Ludruk PERSADA pimpinan cak Sukidi.
Kemudian tahun 1980 Lahirlah Ludruk Mandala pimpinan cak Samsudin yang base campnya di Gedung Sarinah lantai 14,terang Agus Pangampon.
Kemudian pada tahun 1985 Ludruk MandaLa pecah menjadi dua
1) Buana Mandala
Pimpinan cak Bambang Sokran
2)Mandala Surabaya
Pimpinan cak Bambang Zakaria
3) Tahun 1986
Lahir Ludruk Sari Kumala pimpinan cak Heri
4) Tahun 1986
Lahir Ludruk Armada AD pimp pak Montok
5) Tahun 1986
Lahir Ludruk Manggala Cibinong pimp cak Tikno
6) Tahun 1986
Lahir Ludruk TrisuLa pimp Jenderal Sumali
7) Tahun 1986
Lahirlah ludruk Sinoman Suroboyo
8) Dan sekitar tahun 1987 Ludruk Sinoman Suroboyo pecah jadi dua
1)Ludruk Sinoman
Suroboyo
2)Ludruk Metropolis pimp cak Sokran
9)Tahun 1987
Lahirlah Ludruk PARFI pimp cak Bambang Suryo,beber Agus Pangampon.
Dikatakannya, Ketika ibu Yanti sebagai ketua anjungan Jawa Timur bekerja sama dengan IKAMU Ikatan Keluarga Majapahit.
10) Sekitar tahun 1988-1998 lahirlah Ludruk PUTRO MOJOPAHIT.
Jadi selama kurang lebih selama 15 tahun di Jakarta facum tidak ada kegiatan dan grup Ludruk yg beraktifitas di kota Jakarta.
11) sekitar tahun 2015 tanggal 03 Mei atas pra karsa beberapa senior Ludruk di Jakarta di antaranya :
* Cak Batin
* Cak sowang
* Cak Yudi
* Cak Mawardi dll.
Maka didirikanlah Ludruk KLJ Komunitas Ludruk Jakarta di anjungan TMII Jawa timur atas dasar Pelestarian Budaya.
Redaksi/Publisher : Andi Jumawi