Kendari- Sultra
www.indeks.co.id
Sabtu 05 Desember 2020
Diakhir masa kampanye pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Konawe Selatan (Konsel), Muh Endang-Wahyu Ade Pratama Imran mengajak masyarakat bersatu memilih pemimpin yang bisa memberikan perubaham di Konsel dan dapat meningkatkan sumber daya manusia yang berdaya saing.
Muh Endang menjelaskan, masyarakat Konsel tidak mendapatkan apa-apa dari penyelenggaraan pemerintahan sebelumnya. Episentrum pembangunan masyarakat hanya jadi penonton dan tak berdaya menghadapi kondisi Konsel saat ini. “Mari bersama-sama kita hentikan pemerintahan yang tidak bermanfaat ini, ada pemerintahan yang baru, bupati baru Insya Allah Endang-Wahyu akan melayani dan memberi manfaat kesejahteraan masyarakat,” tegasnya. Sabtu, (05/12) malam.
“Sejak awal berkampanye kami datang untuk membawa gagasan dan ide besar cita-cita Konsel yang baru, Konsel yang melayani rakyat, Konsel dapat kita capai bersama-sama,” sambungnya.
Tak hanya itu, ia juga mengajak seluruh masyarakat Konsel bersama-sama dan bersatu menghentikan kebohongan yang selalu mengatasnamakan kepentingan rakyat. “Ini tidak boleh dibiarkan berkembang di Konsel, karena tidak akan memetingkan kepentingan rakyat tapi kepentingan pribadi dan kelompoknya,” paparnya.
Mantan Wakil Ketua DPRD Sultra ini mengatakan, Konsel memiliki kekayaan yang melimpah, harusnya ini dapat dikelola dengan baik agar dapat menciptakan lapangan kerja untuk masyarakat Konsel. Kemudian, berupaya menciptakan kesejahteraan untuk masyarakat dengan membangun sektor pendidikan, kesehatan, pertanian, UMKM. “Penyebab terjadinya kelangkaan lapangan kerja di Konsel karena lemahnya posisi pemerintah daerah terhadap investasi kekayaan alam yang melimpah tetapi belum mampu dikelolah dengan baik,” bebernya.
“Insya Allah penciptaan lapangan kerja sudah kami diskusilkan dan ketika
kami terpilih memimpin Konsel tidak akan menjadi bupatinya bupati, tapi kami akan menjadi bupatinya rakyat petani, nelayan, peternak, pelaku UMKM. Kami hadir menjadi bupati yang melayani rakyat Konsel bukan melayani keluarga,” jelasnya.
Terkait keterlambatan gaji Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun honorer yang kerap terjadi di Konsel, menurut Endang, hal tersebut tidak akan terjadi bila pasangan Endang-Wahyu memimpin Konsel lima tahun kedepannya. “Di masa pemerintahan saya nantinya akan meningkatkan kesejahteraan pegawai, aparat desa, termasuk anggaran insetif tokoh-tokoh informal di tiap desa, seperti tokoh agama, tokoh adat, tokoh budaya, kader posyandu, maupun petugas adat dan lainnya. Insyah Allah lebih banyak mengurusi kepentingan rakyat daripada kepentingan kami sebagai bupati dan wakil bupati,” jelasnya.
Untuk itu, Endang mengajak semua masyarakat ketika di tempat pemungutan suara (TPS) pada 9 Desember mendatang untuk mencoblos Paslon Muh Endang-Wahyu nomor urut 3 sebagai simbol angka persatuan Konsel menuju perubahan daerah. “Mari kita beramai-ramai ke TPS dengan hati gembira mencoblos nomor 3 adalah angka kemenangan kita semua. Dalam Pancasila, sila ke-3 adalah persatuan Indonesia, maka malam ini kita tegaskan persatuan Indonesia adalah angka kemenangan kita semua. Pada pada 9 Desember ayo kita wujudkan dan ciptakan pemimpin yang lebih melayani rakyat Konsel,” tutupnya.(Kadir)