Bangka_www.indeks.co.id-Sejumlah kendaraan, baik beroda dua maupun beroda empat terlihat hilir mudik sili berganti pada tengah hari, ditengah teriknya mata hari menjemuri masyarakat konsumen yang sedang mengantri, menunggu giliran untuk mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium (bensin_red) maupun jenis solar bercampur baur diantara masyarakat konsumen umum dengan masyarakat yang katagorinya pelaku pengerit, (pengerit membeli/mengisi bbm bersubsidi lalu dijual kembali dengan pengecer_red) terlihat kendaraan pengerit lalu lalang sili berganti dari stasiun pengisian bahan bakar jenis bensin maupun solar dari SPBU Kenanga, Kecamatan Sungailiat, Kabupaten Bangka menuju halaman dibelakang deretan rumah makan yang terdapat tidak jauh dari SPBU Kenanga dekat persimpangan PT. BAA, jarak rumah makan tersebut dari SPBU hanya sekitar lima puluh meter saja.
Setelah ditelusuri awak kedia ini ternyata ada sopir kendaraan tersebut sedang melakukan pengurasan bbm bersubsidi jenis bensin dengan cara disedot dengan menggunakan selang dari tangki kedaraan dipindakan kedalam jerigen, baik itu dari mobil maupun motor ke sejumlah jerigen yang sudah dipersiapkan, pelakunya lebih dari 10 (sepuluh orang).
Terlihat juga ada beberapa unit kendaraan roda dua dan roda empat yang terparkir disitu, yang terlihat ada satu unit mobil box yang baru keluar dari tempat pengumpulan bbm, diduga mobil box tersebut membawa pergi hasil yang sudah terkumpulkan oleh beberapa orang pengerit sebelumnya untuk diantarkan kepada konsumen yang sudah menjadi langganannya.
Di Bangka, pelaku kegiatan penyimpangan bbm bersubsidi umumnya disebut dengan istilah,”pengerit”, sudah biasa, mereka melakukan dengan cara membeli bbm bersubsidi jenis solar maupun jenis bensin dengan berulang-ulang pada hari yang sama, dari tibanya mobil tangki pengangkut bbm sehingga bbm bersubsidi habis stoknya di SPBU tersebut.
Kendaraan roda dua yang hilir mudik adalah sepeda motor merk Suzuki Thunder yang kapasitas tangki bbm nya lebih besar mencapai 20 (dua puluh liter bbm).
Sementara kendaraan yang beroda empat yang terlibat ada beberapa merk.
Saat itu ada terlihat mobil Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, Honda Brio dan juga ada Suzuki APV.
Kepada salah seorang pelaku yang baru selesai menguras bbm jenis bensin kedalam jerigen, awak media ini menanyakan kepadanya terkait siapa pemilik jerigen berisikan bbm bersubsidi jenis solar dan bensin ini, orang tersebut terlihatnya tampak gugup dan gemetar menjawab pertanyaan awak media ini dengan jawaban,” Saya Ngak tahu pak siapa pemilik jerigen ini, mungkin orangnya lagi ngerit atau sedang keluar makan”, kemudian orang tersebut buru-buru memindakan mobil Daihatsu Xenia berwarnah biru miliknya kesamping warung makan yang terdapat disitu agar terhindar dari pertanyaan wartawan INDEKS.
Sementara di SPBU Kenanga terutama pada bagian pengisian bbm jenis bensin, antrian sepeda motor pengerit tampak sibuk menunggu giliran untuk diisi.
Demikian pula sejumlah kendaraan roda empat bercampur baur diantara mobil milik pengerit dengan mobil milik konsumen umum terlihat antrian sangat panjang hingga ke ruas jalan negara.
Dari informasi para sopir yang tidak bersedia namanya di publikasi di media, berhubung mengingat keselamatan menyampaikan kepada awak media ini, para pengerit ini diduga membayar lebih kepada oknum SPBU sehingga kegiatan yang telah dilakukan begitu rapi dan berlangsung cukup lama bertahun-tahun tetap lancar.
Pantauan wartawan www.indeks.co.id di SPBU dan juga di pengecer bbm jenis bensin harganya dipengecer bervariasi.
Harga bbm jenis bensin di SPBU per liternya Rp.6.450,- dengan harga subsidi, untuk tingkat pengecer kemudian bensin dijual seharga Rp 8000 s/d Rp 9000 per liternya, bahkan rata-rata dikemas kedalam botol minuman air mineral dipatok dengan harga sebesar Rp 10.000 perbotolnya.
Kegiatan penyimpangan bbm bersubsidi ini sudah cukup lama dan sudah terbiasa, dengan cara kerjanya berlangsung dari sejak kedatangan mobil pengangkut bbm selesai menurunkan bbm bersubsidi di SPBU, langsung diserbu pengerit sampai bbm bersubsidi habis dan ini berlangsung setiap harinya.
Tentunya warga masyarakat/konsumen umum sangat dirugikan oleh ulah oknum tersebut.
Disamping karena terganggunya dengan panjangnya barisan antrian kendaraan dan juga kelangkaan mendapatkan bbm bersubsidi bagi masyarakat konsumen umum agar dapat mengisi juga, sebab keesokan paginya bbm jenis bensin itu sudah habis tak tersisa lagi di SPBU Kenanga sehingga menghambat konsumen yang membutuhkan bbm jenis bensin dan solar.Jika harus mencari di SPBU bersangkutan.
Namun itulah realita yang terjadi di SPBU, bbm bersubsidi yang seharusnya dinikmati oleh masyarakat yang berhak, akan tetapi yang terjadi malah”, dinikmati oleh mafia bbm bersubsidi,” yang mengambil keuntungan diatas penderitaan masyarakat konsumen yang berhak/yang diprioritaskan oleh Negara.
Dalam hal ini tentunya Instansi terkait dalam hal ini, DEPO PERTAMINA, Kementerian SDM, Dinas Pertambangan dan Energi, Kepolisian dan Pemerintah Daerah harus segera bertindak tegas, karena selama ini, seakan-akan hal ini di biarkan berlaku dan bukan baru saat ini namun sudah berlaku bertahun-tahun.
Laporan :RB Suregar
Editor/Publizher : Redaksi