Batu Putih, INDEKS.co.id – Dalam semangat pengabdian yang luar biasa, Arpadil, mahasiswa Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir UIN Palopo sekaligus Koordinator Desa (Kordes) Posko 34, tampil sebagai sosok inspiratif di tengah masyarakat Desa Makkuaseng, Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Meski masih dalam masa pemulihan pascakecelakaan, semangatnya tak surut sedikit pun untuk memimpin pelaksanaan tiga kegiatan besar hanya dalam kurun waktu satu hari satu malam.
Pada Sabtu, 2 Agustus 2025, Posko 34 sukses menggelar Dialog Ummat dan Pembukaan Festival Anak Saleh, yang menjadi buah kolaborasi harmonis antara mahasiswa KKN UIN Palopo, Pemerintah Desa Makkuaseng, dan masyarakat setempat. Kegiatan ini turut dihadiri oleh Sekretaris Desa beserta jajarannya, Babinsa, tokoh agama, tokoh masyarakat, majelis taklim, serta warga dari berbagai kalangan. Kehangatan dan kekompakan terasa nyata dalam suasana yang religius dan penuh keakraban.
Tak hanya sukses secara teknis, kegiatan ini juga mendapat apresiasi langsung dari Camat Batu Putih, yang mengapresiasi mahasiswa KKN atas kontribusinya dalam menghidupkan nilai-nilai keagamaan dan sosial di tengah masyarakat desa.
Malam harinya, meski masih menahan rasa sakit akibat luka-luka yang ia dapatkan saat mengambil spanduk kegiatan, Arpadil tetap hadir memberikan sambutan dalam Dialog Ummat. Ia sempat menjalani perawatan medis di Puskesmas, namun semangatnya untuk hadir dan memimpin tak padam. Dedikasinya menjadi teladan nyata bagi rekan-rekan satu posko dan masyarakat sekitar.
Keesokan harinya, Minggu, 3 Agustus 2025, desa kembali semarak oleh antusiasme anak-anak dalam Festival Anak Saleh. Perlombaan ini bukan sekadar ajang unjuk kemampuan, melainkan juga media pembentukan karakter religius generasi muda di Makkuaseng.
Usai kegiatan, Arpadil langsung melanjutkan tugasnya dengan mendampingi kunjungan Rektor UIN Palopo, Dr. Abbas Langaji, di rumah Camat Batu Putih. Kehadiran pimpinan tertinggi kampus ini menjadi momen istimewa dan penyemangat tersendiri bagi Arpadil dan tim KKN Posko 34. Apresiasi dan motivasi yang diberikan Rektor memperkuat tekad mereka untuk terus berkontribusi dengan sepenuh hati.
Yang paling menginspirasi, meski belum pulih sepenuhnya, Arpadil tetap menjalankan ibadah berjamaah di masjid, bahkan rela salat dalam posisi duduk. Sosoknya bukan hanya pemimpin kegiatan, tapi juga panutan dalam hal keimanan dan keteguhan hati.
Kisah Arpadil adalah bukti bahwa pengabdian sejati tak mengenal batas fisik. Ketika niat tulus dibarengi semangat ikhlas, maka keterbatasan berubah menjadi kekuatan, dan luka menjadi ladang pahala. Semoga semangat Arpadil menjadi inspirasi bagi generasi muda dan masyarakat luas untuk terus berbuat kebaikan, kapan pun dan dalam kondisi apa pun.(Tim/AJM)
Redaksi/Publizher ; Andi Jumawi
















