Kendari, indeks.co.id — Muhammad Kobar,SH seorang tokoh masyarakat dan juga Ketua DPW Partai Ummat Provinsi Sulawesi Tenggara yang terkenal dengan anti korupsi, baru-baru ini menunjukkan dukungannya terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan tindakan yang luar biasa. Setelah Ketua KPK RI, Firli Bahuri, ditetapkan sebagai tersangka oleh penyidik Polda Metro Jaya atas kasus dugaan korupsi dan pemerasan terhadap mantan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, Kobar memilih untuk mengambil tindakan yang cukup ekstrem.
Kobar memutuskan untuk mencukur plontos kepala sebagai tanda dukungan kepada KPK dan keberatan terhadap tindakan korupsi yang melanda birokrasi di Indonesia. Ia menyatakan bahwa tindakan tersebut adalah simbol kebersihan dan kejujuran di Indonesia, dan ia ingin menyuarakan keberpihakan terhadap lembaga yang mencoba membersihkan negara dari korupsi.
Kobar juga terkenal sebagai salah satu Caleg Provinsi Sultra dari Partai Ummat dengan nomor urut (1) Dapil Kota Kendari. Dia juga sangat getol menyuarakan dan mengkritisi kasus-kasus korupsi dan anti-korupsi, dan ia membangun reputasi sebagai seorang Politisi yang gigih dalam memperjuangkan keadilan bagi masyarakat. Ia percaya bahwa korupsi adalah musuh utama kemajuan dan keberlangsungan negara, dan ia melakukan segala cara untuk melawan dan memerangi praktik korupsi di Indonesia.
Pernyataan dukungan Kobar terhadap KPK ketika Firli Bahuri ditetapkan sebagai tersangka sangatlah berani dan kontroversial, dan beberapa pihak menyatakan bahwa tindakan itu adalah bentuk fanatisme yang berlebihan. Namun, Kobar menegaskan bahwa tindakan itu adalah simbol perlawanan terhadap praktik korupsi, dan ia berharap bahwa tindakan tersebut dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat Sulawesi Tenggara khususnya dan Indonesia pada umumnya untuk berdiri melawan korupsi dimanapun dan kapanpun.
Secara keseluruhan, Muhammad Kobar adalah seorang politisi yang memiliki tekad kuat untuk memerangi korupsi di Indonesia. Tindakan yang dibuatnya, cukur plontos kepala sebagai tindakan dukungan kepada KPK, dianggap kontroversial dan terlalu ekstrem oleh beberapa orang, sementara bagi orang lain tindakan tersebut sebagai suatu simbol perlawanan terhadap praktik korupsi. Kobar percaya bahwa korupsi dapat diatasi, dan ia berjuang keras untuk memastikan bahwa negara ini berkembang dalam suasana yang bersih dan berkeadilan.(NN/IE)
Redaksi/Publizher ; Andi Jumawi
