JAKARTA — INDEKS.CO.ID – Lapas Sukamiskin menarik perhatian lagi karena beredarnya suatu foto yang menjadi indikasi Setya Novanto membawa HP ke Lapas Sukamiskin. Setelah geger di pemberitaan Nasional pada kisaran Juli 2018 karena investigasi media yang dilakukan Najwa Sihab.Dalam hasil investigasi Juli 2018 tersebut ditemukan fasilitas mewah yang seharusnya tidak diberikan ke narapidana.
Lapas Sukamiskin memang dijadikan Lapas bagi narapidana kasus korupsi yang patut digarisbawahi narapidana korupsi bukan orang sembarang orang, namun orang-orang yang tadinya -atau bahkan sampai saat ini- memiliki koneksi kekuasaan dan harta kekayaan yang cukup banyak.
Menanggapi hal tersebut Ketua Bidang Hukum dan Perundang-Undangan DPP GMNI Aang Sirojul Munir berpendapat,“Peristiwa ini merupakan hal yang sangat memalukan. Isu Lapas dan permasalahan dalam pengelolaannya merupakan isu lama yang tidak kunjung usai dibenahi oleh Kemenkumham, seperti lazim diketahui bahwa Lapas-Lapas berada dalam otoritas Kemenkumhan”.ucapnya, Minggu 18 Juli 2021.
Aang menambahkan masalah-masalah di Lapas ini harusnya menjadi perhatian dari Kemenkumham apalagi dalam dua peristiwa besar di Lapas Sukamiskin yang pertama yaitu rilisan Najwa Sihab pada Juli 2018 lalu kemudian yang kedua peristiwa-peristiwa yang melibatkan Setya Novanto Menterinya masih sama yaitu Yasonna Laoly.
Menurut Aang, Yasonna Laoly memang Menkumham yang tidak pernah menyelesaikan masalah, hanya menunggu media reda melakukan pemberitaan lalu selesai begitu saja, peristiwa Setya Novanto juga nanti berakhir seperti itu juga saya rasa, saya perkirakan permasalahan Lapas ini akan terulang lagi pada masa Yasonna Laoly kalau dia tidak berbenah akan jadi keteledoran yang terus terulang yang dilakukan Kemenkumham karena sistem pengawasan Lapas yang dilakukan Kemenkumham lemah”, ungkapnya.
Aang menyatakan juga manajemen Lapas ini harus jadi salah satu perhatian utama Kemenkumham karena selain Lapas ini berfungsi sebagai sarana penghukum namun juga merupakan lembaga untuk memasyarakatkan lagi pelaku tindak pidana agar nantinya setelah kembali ke masyarakat menjadi seorang manusia yang lebih baik.
Setya Novanto membawa HP ke Lapas Sukamiskin menunjukan adanya indikasi koruptif di dalam Lapas, bagi Aang hal tersebut bukan merupakan kabar baik karena jika benar adanya praktik koruptif di dalam Lapas maka Narapidana yang telah selesai dihukum nantinya ssetelah kembali ke masyarkat akan berpotensi melakukan tindakan koruptif lagi, ujar Aang.
Terkait pernyataan Kalapas Sukamiskin yang menyatakan bahwa foto Satya Novanto itu diambil pada 2020 dan Setya Novanto sudah ditegur, Aang berpendapat “adanya fakta demikian andai pun benar tidak menjadikan masalah selesai, lantas siapa yang membawakan HP tersebut untuk Setya Novanto, ada tidak pegawai Lapas yang terlibat, sudah di tindak atau belum orang-orang tersebut, lagian pernyataan Kalapas juga aneh masa kejadian 2020 baru jadi temuan baru-baru ini dan seolah dia tahu setelah foto tersebar.” demikian Aang menutup pernyataannya.(Red*/Andi Jumawi)